Eco Textile, Masa Depan Dunia Mode

Kenapa saya bilang begitu? Karena tren gaya hidup organik kini makin merambah ke segala bidang, termasuk fesyen. Hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya pelaku mode yang mengaplikasikan teknik eco textile, demi menjaga lingkungan.

Isu mengenai pemanasan global yang belakangan ini ramai diusung ke permukaan mendorong kesadaran berbagai pihak untuk mulai bersahabat dengan lingkungan, termasuk juga para pelaku mode kelas dunia. Pasalnya, tanpa disadari, industri fesyen terutama pengolahan bahan tekstil memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan.

Sebut saja bahan yang sering digunakan sebagai pakaian, seperti halnya nylon maupun polyester. Terkesan ringan memang, tapi keduanya terbuat dari bahan petrokimia, yang menjadi salah satu kontributor utama terjadinya global warming. Karena dalam produksinya, nylon dan polyester melepaskan gas nitro oksida (NO2) ke udara, yang memiliki kemampuan 300 kali lebih besar daripada gas karbondioksida (CO2) untuk menimbulkan efek rumah kaca. Bukan hanya itu, kedua jenis bahan itu juga sulit didaur ulang

Bahkan, kain katun yang terlihat paling natural sekalipun, sebenarnya justru lebih tidak ramah lingkungan dibandingkan kain sintetis lainnya. Kapas, yang menjadi bahan dasar katun menjadi tidak ramah akibat disemprot dengan campuran pestisida dan bahan kimia lainnya secara rutin.

Menyadari dampak buruk tersebut, sudah sewajarnya bila industri tekstil mulai memikirkan dan mengambil langkah untuk lebih ”menghijaukan” industrinya. Salah satunya dengan mengadakan seminar mengenai produksi tekstil ramah lingkungan seperti yang dilakukan Swiss Textile-Testing Testex. Continue reading