Aku Bukan Jani

radit & jani

Ada satu film bagus di bioskop. Judulnya menarik, Radit dan Jani. Ceritanya tentang pasangan beda kasta yang mempertahankan cinta dalam kerasnya dunia jalanan. Singkatnya, mereka partners in crime, brutal tapi romantis.

Prianya, Radit, pemusik idealis yang terpengaruh narkoba. Sementara Jani, istrinya, anak dari keluarga baik-baik. Tidak kaya tapi cukup terpandang.

Alur filmnya tidak terlalu lambat, mengalir, dan mudah dicerna. Tapi, semakin dalam, sosok Jani mengingatkan aku pada masa lalu. Saat cinta begitu membutakan dan hasrat ingin bebas tak bisa dikekang.

Ya, dulu aku seperti Jani. Ingin menghirup kebebasan yang mutlak, tanpa aturan orangtua. Hanya ada aku, rokok, dan cinta. Perjuangan Jani melawan pengaruh narkoba pada Radit pun serupa. Melawan sakaw dan relaps, menyaksikan dia mengamuk bagai orang kesurupan. Bukan hanya mematahkan hatiku, tapi juga tulangku. Seperti Jani, aku tetap bertahan. Karena cinta itu begitu kuat.

Tapi aku beranjak dewasa. Logikaku mulai terusik, meski hati berkata lain. Hanya, aku belum ingin kehilangan cinta dan berusaha terus berjalan, meski sakit, meski terluka, meski terkhianati. Tidak terasa air mata jatuh satu-persatu. Aku pun merogoh tas untuk mencari tisu. Sekali lagi, teringat bayangmu. Pria yang mengubah hidupku. Memberiku arti lain akan hidup, mengeluarkanku dari tempurung dan memaparkan kenyataan di depanku.

Setelah itu, aku tersadar. Aku bukan Jani. Aku tidak akan bisa hidup terlunta demi cinta. Aku masih memilih kemapanan, meski untuk itu aku harus membuang cinta. Dan itu yang aku lakukan. Meninggalkan cinta, menyembuhkan luka, menegakkan kepala, dan terus berjalan. Hingga aku sampai di titik ini, dimana aku bisa menoleh dan melihat masa lalu sebagai pengalaman berharga.

Untuk itu, aku berterimakasih pada cinta, yang telah menjadikanku dewasa. Saat film usai, aku diam sejenak di kursiku. Memanjatkan sebaris doa untukmu, dimanapun kau berada. Semoga kau bahagia. Aku baik-baik saja disini. Cintamu akan menjadi kenangan untukku, kusimpan dalam kotak, kujaga, hingga tiba saatnya kubagikan pada anak-anakku nanti.

21 thoughts on “Aku Bukan Jani

  1. aku seneng baget nonton flm radit dan jani coz izina sedih bagetz!!!! aku sangat menghargai perjuangan cinta jan kpd radit walaupun hidup mereka susah tapi cinta jani kepada radit tak pernah pudar!!

  2. film radit and jani mengingatkan qu sm masa lalu qu … cinta membutakan mata ini….. mencoba memprthnkn cinta dan melwati itu tnpa restu org tua , tp smua tlah brakhr dan tinggal kenangan … krna radiitt menyerah dan melepaskanku supya aq bhgia tnp ea sdr aq bhgia tlh memilikinya ….

  3. inti dr flm radit and jani …. bahwa kita harus memahami kalau cinta tak harus memiliki …. radit melakukan itu smua krna dy syg dan cinta sm jani …. dan ingin meliht jani bhgia…. na seneng sm flm ini krna radit udh berusaha sbisa mungkn untk membhgiakn jani tp dy slalu gagal …. seandainya akhr dr crta ini bhgia …. coba ajja terkhrnya pengorbanan radit and jani gag sia2 dan dy bs hdup bahagia brsama ,hmm pasti seru bgt…

  4. WaktU sya lht film radit dan jani.sya suka.
    Saya jdi ga nakal lgi,
    saya sdar krna klu sya truz”an nakal,sya tkut sperti itU
    krna hdup di jalanan bgtu kejam,

Leave a reply to enna Cancel reply